Orasi Ilmiyah Dalam Wisuda XXXII Universitas Ibrahimy

UNIB – Universitas Ibrahimy menggelar Wisuda Ke-XXXII di Gedung Auditorium Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Salah satu agenda penting dalam rangkaian acara tersebut ialah penyampaian orasi ilmiah oleh Drs. Bayu Teja Mulyawan, S.H., M.Farm., M.M., Staf Ahli Kementerian Kesehatan(24/09). Beliau menyampaikan orasi ilmiah bertema “Peran Perguruan Tinggi Pesantren dalam Membangun Indonesia Sehat.”

Dalam paparannya, Bayu Teja Mulyawan menjelaskan terjadinya pergeseran pola penyakit di Indonesia dalam satu dekade terakhir. “Dari tahun 2009 hingga 2019 terjadi perubahan penyebab kematian tertinggi. Pada 2009, stroke, penyakit jantung, dan TBC menjadi penyebab kematian terbesar. Hingga kini, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah penderita TBC tertinggi ketiga di dunia. Sepuluh tahun kemudian, stroke tetap berada di posisi pertama, disusul penyakit jantung. Namun, diabetes kini naik menjadi penyebab kematian ketiga, diikuti penyakit hati dan tuberkulosis,” jelasnya.

Bayu juga memaparkan bahwa kelompok penyakit tersebut memberikan beban besar terhadap pembiayaan BPJS Kesehatan. “Penyakit jantung menghabiskan anggaran sekitar Rp8,46 triliun per tahun. Kanker hampir Rp3,5 triliun, stroke sekitar Rp2,1 triliun, dan gagal ginjal yang banyak membutuhkan cuci darah mencapai Rp1,7 triliun,” ujarnya.

Melihat tingginya beban kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan sembilan penyakit prioritas nasional, meliputi penyakit jantung, stroke, kanker, gagal ginjal, kesehatan ibu dan anak, tuberkulosis (TBC), COVID-19, penyakit hati, serta diabetes melitus. Menurut Bayu, pola hidup masyarakat saat ini membuat angka kejadian penyakit-penyakit tersebut semakin meningkat, termasuk di kalangan usia muda.

Untuk menekan angka kesakitan, Kementerian Kesehatan menerapkan program transformasi kesehatan yang terdiri atas enam pilar. Program ini selaras dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan. “Enam pilar tersebut meliputi transformasi layanan primer di puskesmas dan klinik, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, serta transformasi teknologi kesehatan,” terangnya.

Melalui orasi ilmiah ini, Bayu menekankan bahwa perguruan tinggi pesantren memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi kesehatan, membangun kesadaran masyarakat, dan melahirkan sumber daya manusia yang siap berkontribusi dalam pembangunan kesehatan nasional.

Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *